Amazon Leo: Transformasi Baru dalam Persaingan Internet Satelit Global
Amazon resmi mengganti nama layanan internet satelitnya dari Project Kuiper menjadi Leo. Meskipun terlihat sederhana, perubahan ini sebenarnya menegaskan posisi jaringan satelit tersebut di low earth orbit atau LEO. Sejak 2019, Project Kuiper memang memakai nama sementara. Namun demikian, identitas baru ini menandai pergeseran dari misi awal menghadirkan internet terjangkau menuju pendekatan yang jauh lebih komersial.
Pada awal peluncuran satelit percobaan, Amazon berulang kali menekankan misi sosialnya, yaitu menyediakan broadband cepat dan murah bagi daerah terpencil. Selain itu, FAQ lama juga menonjolkan komitmen harga rendah dengan mencontohkan perangkat seperti Fire TV Stick dan Echo Dot. Namun, kemudian narasi tersebut berubah. Setelah Amazon menjalin kesepakatan dengan Airbus dan JetBlue, fokus Leo semakin mengarah pada pasar komersial. Sebagai akibatnya, FAQ baru tidak lagi menyebut keterjangkauan, bahkan penjelasan terkait biaya perlahan dihapus.
Selain perubahan strategi, bahasa pemasaran Amazon pun ikut menyesuaikan. DMenurut FAQ terbaru, Leo beroperasi sebagai jaringan satelit orbit rendah yang menghadirkan koneksi internet cepat dan andal untuk pelanggan di luar jangkauan jaringan darat. Selanjutnya, redaksi ini menjadi lebih netral dan jelas mengarah pada pengguna rumahan maupun bisnis. Meskipun begitu, Amazon tetap menyinggung dampak konektivitas buruk bagi ekonomi daerah. Namun demikian, komunitas tidak terlayani tidak lagi menjadi sorotan utama seperti sebelumnya.
Situs resmi Leo kini lebih tegas mengenai target pasarnya. Layanan ini mempermudah pengguna melakukan panggilan video tanpa gangguan, streaming 4K, bermain game daring, serta memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Terlebih lagi, Amazon menyoroti fleksibilitas dan skalabilitas layanan untuk perusahaan. Dengan posisi ini, Leo bersaing langsung dengan Starlink untuk merebut pasar rumahan dan bisnis yang terus berkembang.
Walau fokus strategi berubah, Amazon tetap menegaskan bahwa misinya tidak bergeser. Untuk mendukung klaim tersebut, perusahaan merilis video pengumuman di platform X. Video itu menampilkan kehidupan sehari-hari mulai dari anak yang belajar, petani memakai tablet, hingga paramedis di wilayah terpencil. Akhirnya, pesan yang disampaikan ialah bahwa Leo dibuat untuk siapa saja yang membutuhkan koneksi cepat kapan pun dan di mana pun. Namun, perubahan redaksi di situs tetap menunjukkan bahwa orientasi Leo kini jauh lebih luas dan komersial. Baca berita lain disini.
Ericsson Hackathon 2025 resmi melahirkan tiga inovasi AI dan 5G yang dianggap paling siap menghadapi…
PT Linknet Tbk berkomitmen memperluas akses internet di seluruh Indonesia melalui langkah strategis berupa transformasi…
Ancaman serangan siber terus menghantui warga internet di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Salah satu…
Pemerintah Indonesia terus mempercepat transformasi digital nasional dengan memperluas jangkauan jaringan 5G. Wakil Menteri Komunikasi…
Langit malam kini bukan hanya dihiasi bintang, tetapi juga ribuan satelit milik SpaceX. Perusahaan yang…
5G di Indonesia Masih Tertinggal, Ini Penyebabnya Sudah bertahun-tahun 5G dijanjikan sebagai babak baru konektivitas…